Suatu ketika Adit mendengar suara
pimpinan dikantornya yang teriak-teriak mencari supirnya yang hari itu izin
sakit dan meminta kepada karyawannya untuk bisa mengantarnya, namun tidak ada
satupun yang bisa membawa mobil. Aditpun merasa kasihan melihat keadaan saat
itu dan iapun berniat untuk dapat menyetir mobil.
Adit seorang karyawan biasa
dikantor tersebut dibagian administrasi suatu lembaga yang bergerak dibidang sosial
masyarakat, ia baru diterima dipertengahan tahun 2007 lewat teman akrabnya
bernama Rahman.
Awal 2008 Adit mulai mendaftar
diri dilembaga kursus mengemudi yang terkenal dikotanya, iapun mengambil waktu
kursusnya sepulang kantor jam 4 sore. Mobil yang Adit pelajari adalah Xenia,
awalnya itu terasa heran dan senang karena mobil tersebut bisa jalan walau
pelan,”wih…wih… mobilnya jalan pak,” sambil menengok ke instrukturnya yang
sejak tadi senyum-senyum aja bercampur tegang. “Iya … dek…tapi perhatikan terus
kedepan yaaaah”. Hari demi hari perkembangan mengemudi Adit sudah kelihatan,
dihari ke-6 Adit latihan dengan kecepatan tinggi dijalan yang lurus dan agak
sunyi dan sejak itu sudah mulai merasakan mobil yang sebenarnya.
Karena lancarnya Aditpun tidak
menyelesaikan hari terakhirnya dan tidak mendapatkan ijazah mengemudinya, karena
ia mendengar dari orang yang perna belajar mengemudi ditempat itu untuk
memberikan tips atau hadiah kepada instrukturnya tapi ternyata tidak semua yang
meminta seperti begitu.
Di kantor Adit merasa pede untuk
memarkirkan mobil-mobil yang datang, maju mundur sudah jadi kebiasaannya tiap
hari tapi didampingi lagi sama supir kantor atau pak satpam…hehehehe. Ternyata
Adit masih ragu bercampur takut untuk membawa mobil keluar dari kantor minimal isi bensin di pertamina atau ketempat
cuci mobil. Didalam hati Adit ada rasa ,”jangan-jangan….nanti tergores, dan
lain-lain,”
Tiga empat bulan Adit merasa
jenuh dan bertanya-tanya dalam hati…”kenapa? Kenapa ya…Allah saya belum berani
membawa keluar kendaraan roda empat itu, ya Allah tolonglah aku…”
Aditpun mencoba kursus lagi
ditempat latihan mengemudi yang lain dan mencoba mobil kijang lgx dan mencuri
waktu berkantor jam 2 siang.
Hari pertama Aditpun dibawah
dipinggir pantai tepatnya jalan menuju ke tanjung bunga yang mana kendaraan
waktu itu masih kurang yang lewat. Pas pergantian Aditpun ditanya sama
instrukturnya ,”sudah perna bawa mobil?”, Aditpun menjawab ,”sudah, tapi maju
mundur saja pak”,
Aditpun memulai membawa mobil
tersebut dan instrukturnya pun heran dan berkata…wah sudah bisa nih bawah
mobil, Aditpun diarahkan kejalan ramai, padat , dan macet. Pengalaman Adit yang
mengesankan dihari-hari terakhir adalah jalan macet total hampir tiga jam baru
sampai ditempat kursus.
Lagi-lagi Adit tidak
menyelesaikan kursusnya dihari terakhir karena melihat gelagat instrukturnya
mengharap ada imbalan tapi mudah-mudahan cuma perasaan dan prasangkaan Adit
saja. Adiiiiit…. Adit…istigfarlah kau…
Adit merasa kurang dari
pengalaman kursus kemarin seperti jalan ditempat sempit, berhenti ditanjakan,
dan jalan malam.
Satu bulan berselang setelah
kursus keduanya iapun mencari tempat yang lain
dan mendapat tempat yang instrukturnya anak mudah dan tidak pake rem
bantu, ia cukup mengandalkan rem tangan, iapun mengatakan bahwa sudah banyak
yang sukses ditangannya. Kendaraannya mobil xenia.
Aditpun banyak menerima pelajaran
dikursusnya yang ketiga tersebut dan insya Allah saya harus berani membawa
mobil dikantor. Tapi hitung-hitung biaya keseluruhan tersebut berapa yah ?
berikut ini rinciannya :
No
|
Tempat Kursus
|
Biaya
|
Ket
|
1
|
LPK ALIAH jl.urip sumaharjo
|
625.000,-
|
14 hari (tdk selesai)
|
2
|
LPK ARIAH jl.Kakaktua
|
550.000,-
|
9 hari (tdk selesai)
|
3
|
LPKn MKS jl.Bontolangkasa
|
450.000,-
|
10 hari (selesai)
|
|
Jumlah
|
1.625.000,-
|
|
Wah … penuh perjuangan sang Adit
ini, iapun memikirkan kalau ia tidak meneruskan keterampilan mengemudinya maka
sia-sialah usahanya selama ini.
Aditpun mencoba membeli mobil
murah dengan meminjam uang dari bendahara kantornya dan akan menyicilnya tiap
bulan dengan memotong langsung dari gajinya maka Aditpun memiliki sebuah mobil
tua yaitu Suzuki carry tahun 1986 tapi bertahan tidak sampai tiga bulan iapun
menjual mobil tersebut karena alasan
lebih banyak perbaikan, maklum belum tahu lihat-lihat mesin mana yang
baik dan yang tidak.
Mobil yang sama pun ia beli, dan
lebih mendingan dari yang pertama, walau tahunnya dibawah satu tahun (1985).
Mobilnya ini yang paling membuat sang Adit menemukan kemahiran mengemudinya
sampai ke daerah (Rappang & Bone dari Makassar) akhirnya ia berani
membawanya.
Lewat pengalaman tersebut Aditpun
memulai bawa mobil lain dikantornya
1. Pertama
mobil Luxio milik wakil pimpinan kantornya, jalan didalam kota saja
2. Mobil
APV, mobil ambulans kantor dan sudah sering ke daerah
3. Mobil
Kijang LGX , antar ustadz ke Soppeng
4. Mobil
Avansa, antar ustadz ke Enrekang dan Bone
5. Mobil
Xenia, antar ustadz ke Pinrang dan antar teman melamar/meminang di Sinjai
6. Mobil
Granmax, antar ustadz ke Sinjai.
7. Mobil
Kijang Inova, cuman dalam kota
8. Mobil
metik … waw… sang Adit tidak berani sampai sekarang.
Akhir tahun 2012 Adit menjual
lagi mobilnya dan menggantinya dengan Katana tahun 90 , hingga sampai sekarang
Aditpun dengan santai membawa mobil, keluarga dan teman-temanpun aman jika ia
yang membawa/mengemudikan mobil.
Aditpun selalu mengingat
pengalaman tersebut, berkat terkabulnya do’anya pada Allah atas semua itu, maka
terasa nikmatlah anugerah Allah padanya hingga kesyukuran yang tak terhingga ia
rasakan hingga sekarang. Wallahu a’lam….